Siti Fatimah Anjarwati, Mahasiswi Teknik Informatika Universitas Pamulang

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sudah menjadi sesuatu yang menjadi perhatian karena berpengaruh pada pekerjaan manusia. Namun sebenarnya apa itu AI? Secara singkatnya, mengacu pada simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk berpikir seperti manusia dan meniru tindakannya.
Istilah ini juga dapat diterapkan pada mesin apa pun yang menunjukkan sifat-sifat yang terkait dengan pikiran manusia. Di mana prosesnya termasuk dengan pembelajaran (perolehan informasi dan aturan untuk menggunakan informasi), penalaran (menggunakan aturan untuk mencapai perkiraan kesimpulan yang pasti) dan koreksi diri, dilansir dari search enterprise AI dan Investopedia.
Karakteristik ideal AI adalah kemampuannya untuk merasionalisasi dan mengambil tindakan yang memiliki peluang terbaik untuk mencapai tujuan tertentu.
AI dalam Spotify bekerja dengan cara memberikan rekomendasi musik yang mungkin akan kamu sukai. Aplikasi ini juga bisa membuatkan playlist mingguan untukmu. Tidak hanya memprediksi genre apa yang kamu sukai, Spotify juga bisa memberikan rekomendasi musik yang belum pernah kamu eksplor sebelumnya.
Spotify memanfaatkan artificial intelligent atau kecerdasan buatan di fitur Discover Weekly untuk lebih intuitif. Ya, fitur ini adalah fitur yang menghadirkan musik-musik baru yang mungkin belum pernah didengarkan pengguna, tetapi taste dan genre musik tersebut dijamin bakal sama dengan selera penggunanya. Ke depannya, tak cuma Discover Weekly saja yang akan disokong keccerdasan buatan. Nanti, Spotify juga akan memanfaatkan algoritma dari kecerdasan buatan untuk menciptakan playlist yang lebih terpersonalisasi untuk selera musik penggunanya.
Sebelumnya, layanan streaming musik asal Swedia ini juga berencana untuk menggarap playlist berdasarkan DNA pengguna. Bahkan, Spotify sudah bekerja sama dengan perusahaan genealogi Ancestry.com. Lewat kerja sama dengan perusahaan genealogi ini, pengguna dapat melacak sejarah keluarganya dan hasilnya dikirimkan ke Spotify. Lalu, layanan tersebut akan membuat daftar putar berdasarkan informasi keluarga pengguna dan lagu yang didengarnya. Karenanya, pengguna yang tertarik dapat mendaftar dengan biaya USD 99 melalui program AncestryDNA. Ancestry selaku perusahan rekanan juga memastikan akan melindungi data pengguna yang terlibat program ini. Karenanya, Spotify tidak akan memiliki akses ke data DNA tiap pelanggan Ancestry.
Khawatir Resesi, Spotify Mulai Mengurangi Jumlah Perekrutan Karyawan Jika tidak ingin menyerahkan DNA tapi tetap ingin merasakan pengalaman mendengar musik dari para leluhurnya, AncestryDNA menawarkan opsi lain. Jadi, pengguna yang sudah mengetahui daerah leluhurnya tinggal memasukkan informasi tersebut laman khusus. Setelah itu, Spotify akan membuatkan daftar putar yang dibuat berdasarkan wilayah dari beragam genre musik. Seluruh informasi yang diberikan sepenuhnya dimasukkan sendiri oleh pengguna sehingga dapat disesuaikan dengan keinginannya.
Referensi tulisan :
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190513130056-37-72069/mengenal-artificial-intelligence-dan-cara-kerjanya
- https://www.idntimes.com/tech/trend/izza-namira-1/aplikasi-dengan-kecerdasan-buatan-terbaik?page=all
- https://www.merdeka.com/teknologi/pakai-ai-playlist-spotify-bakal-lebih-sesuai-selera-pengguna.html
Note : Penulis bertanggung jawab atas semua isi tulisannya