Laurah shabrillah, Mahasiswi Universitas Pamulang

Girl holding light bulb with virtual artificial intelligence machine learning thinking idea chatbot conversation assistant.Futuristic technology transformation. Automation business technology concept.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah menyebabkan terjadinya transformasi
industri keempat, dimana kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi salah
satu terobosan utamanya. AI berpotensi untuk membawa perubahan signifikan dalam
berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan. Dengan kemampuannya untuk mempelajari,
bernalar, dan memahami bahasa alami, AI dapat membantu mempersonalisasi pembelajaran
setiap siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih aktif.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, AI dapat berperan penting dalam mendukung proses
belajar mengajar. Konsep “kelas guru ganda” atau “dual teacher” memungkinkan adanya
kolaborasi antara guru manusia dengan “guru AI” yang dapat memberikan penjelasan dan
umpan balik secara real-time. Aplikasi seperti Digital Reporting Application (ARD) dan
Udictionary juga dapat membantu mempermudah tugas administratif dan memberikan akses
mudah pada sumber belajar.
Salah satu keunggulan utama AI dalam dunia pendidikan adalah kemampuannya untuk
menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar, minat, dan kemampuan
masing-masing siswa. Hal ini memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang lebih aktif
dan berpusat pada siswa, di mana mereka dapat belajar sesuai dengan niat dan kebutuhan
mereka sendiri. Selain itu, AI juga menawarkan kapasitas penyimpanan data yang tidak
terbatas, sehingga memudahkan pengelolaan dan akses informasi pembelajaran.
Namun, di balik potensi positif tersebut, terdapat pula kekhawatiran dan perdebatan
mengenai dampak negatif implementasi AI dalam dunia pendidikan. Salah satu kekhawatiran
utama adalah bahwa AI dapat membuat guru dan siswa menjadi lebih malas, karena terlalu
mengandalkan teknologi. Selain itu, AI juga berpotensi untuk menghilangkan sebagian
pekerjaan para pendidik, terutama dalam bidang administratif, di mana tugas-tugas tersebut
dapat diautomatisasi oleh sistem AI.

Kritik lain yang sering muncul adalah keterbatasan AI dalam memahami tujuan dan informasi
yang diberikan secara menyeluruh. Meskipun AI dapat memproses data dengan cepat dan
akurat, namun ia tidak dapat menggantikan aspek sosial dan emosional yang penting dalam
proses belajar, seperti interaksi manusia, empati, dan kreativitas.
Oleh karena itu, penting bagi para pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan di
Indonesia untuk merumuskan kebijakan dan pedoman yang jelas dalam mengintegrasikan AI
ke dalam sistem pendidikan. Implementasi AI harus dilakukan dengan bijak dan hati-hati,
dengan mempertimbangkan potensi manfaat sekaligus risiko yang mungkin timbul.
AI harus dilihat sebagai alat pendukung yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
proses belajar mengajar, bukan sebagai pengganti peran guru secara keseluruhan. Interaksi
manusia dan pendekatan pembelajaran yang holistik tetap menjadi faktor kunci dalam
menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan mencapai tujuan pendidikan yang lebih
luas.
Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan potensi AI sekaligus meminimalkan risikonya,
sehingga menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi generasi penerus bangsa.
Kolaborasi yang seimbang antara teknologi AI dan sentuhan manusia dalam pendidikan akan
menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan era digital yang semakin kompleks.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ajukan Pertanyaan
1
Tanya kita aja!!!
Hubungi Kami!
Selamat datang kak di mediapublikasi.id
Silakan tanya-tanya dulu kebutuhannya kaka apa?

Segera kami respon