Afif fauzi, Mahasisa Universitas Pamulang

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) adalah cabang ilmu komputer yang
bertujuan untuk menciptakan sistem atau mesin yang dapat melakukan tugas-tugas yang
biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Tujuan utama dari AI adalah untuk
mengembangkan teknologi yang mampu belajar, merencanakan, beradaptasi, dan
menyelesaikan masalah tanpa perlu bantuan manusia secara langsung.
Dalam pengembangan AI dibidang kendaraan, AI memungkinkan pengembangan
kendaraan yang lebih pintar dan lebih aman. Teknologi otonom dan sensor-sensor cerdas
memungkinkan kendaraan untuk mengidentifikasi dan merespons situasi di jalan dengan
lebih efisien daripada manusia. Ini membawa potensi pengurangan kecelakaan lalu lintas
dan peningkatan keselamatan pengguna jalan.
Selain itu, AI juga berperan dalam mengoptimalkan efisiensi energi kendaraan.
Dengan analisis data yang mendalam dan pemantauan kondisi kendaraan secara real-time,
sistem AI dapat mengatur penggunaan energi secara lebih efisien, baik pada kendaraan
konvensional maupun elektrik. Hal ini berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi
jejak karbon transportasi.
AI juga dapat memperluas konsep mobilitas dengan solusi seperti ride-sharing dan
layanan transportasi berbasis aplikasi. Melalui algoritma cerdas, AI dapat mengatur dan
mengkoordinasi perjalanan sehingga lebih efisien, mengurangi kemacetan, dan
meminimalkan waktu tunggu bagi pengguna layanan transportasi.
Meskipun teknologi kecerdasan buatan (AI) telah memberikan kontribusi besar
dalam transformasi industri otomotif, terdapat sejumlah kekurangan yang perlu
dipertimbangkan dengan serius. Salah satu kekurangan utama adalah ketergantungan pada
teknologi yang dapat mengalami kegagalan atau kerusakan. Misalnya, dalam kasus
kendaraan otonom, kegagalan sistem AI dalam mendeteksi dengan benar situasi lalu lintas
atau objek di sekitar dapat mengakibatkan risiko kecelakaan yang serius.
Selain itu, keamanan data menjadi isu kritis karena AI dalam kendaraan modern
sering kali mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data sensitif pengguna, seperti
lokasi, preferensi pengemudi, dan data identitas. Ancaman keamanan cyber seperti
peretasan atau pencurian data dapat mengancam privasi dan keamanan pengguna
kendaraan.
Kekurangan lainnya adalah kompleksitas sistem AI yang membutuhkan pemeliharaan
dan pembaruan terus-menerus. Hal ini dapat mengakibatkan biaya tinggi dan kesulitan
dalam integrasi dengan sistem yang ada. Selain itu, dalam beberapa kasus, AI dalam
kendaraan mungkin menghadapi tantangan etika, seperti dalam situasi di mana sistem AI
harus memilih antara berbagai skenario yang mengancam keselamatan.