Penulis : Roihan Aulia Syakur

Memasuki era revolusi Industri 4.0 ini, mengenal adanya kecerdasan buatan atau (artificial intelligence) telah menciptakan teknologi-teknologi canggih, telah tercipta dampak nyata di hampir semua sektor bisnis, tak terkecuali dibidang industri otomotif salah satunya transportasi tanpa driver. 

Mengenal lebih jauh bahwa zaman yang serba canggih ini dapat membuat banyak hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia salah satunya teknologi terkini yakni, mobil tanpa supir. 

Dengan adanya teknologi ini, manusia tidak perlu repot-repot lagi menyetir mobil dikarenakan mobil dapat bergerak sendiri sesuai dengan keinginan kita, tak heran bahwa teknologi canggih ini akan terjadi di masa depan yang mengikuti zaman.

Pengertian Mobil Tanpa Driver

Menurut R. Run and G. Sun dalam The Cost-Effective GPS Guided Autonomous Vehicle – a Feasibility Study Based on Self-balancing Scooter (2017), self-driving car atau mobil tanpa sopir adalah kendaraan yang dapat bergerak dan mengenali benda-benda di sekitarnya tanpa kendali manusia. Kendaraan ini menggunakan berbagai sensor seperti radar, light detection and range (LiDAR), global positioning system (GPS), odometri, dan kamera untuk mendeteksi objek di sekitarnya. sensor yang menghasilkan informasi tentang hal yang akan di proses melalui sistem control mobil self-driving untuk identifikasi model jalur navigasi dan rintangan.

Self-driving vehicle secara bertahap telah mendapat popularitas di seluruh dunia. Beberapa sistem mengemudi semi-otonom seperti lane assist, adaptive cruise control (ACC), electronic stability control (ESC), rear-view video systems (RVS), adaptive highlight, forward collision mitigation (FCM), automatic emergency braking (AEB), dan sistem lainnya sudah diterapkan pada mobil otomatis.

Dengan begitu, tak lama lagi kita akan menyaksikan mobil-mobil yang sepenuhnya otonom bergerak sendiri di jalanan. Ini makin menguatkan fakta bahwa mobil otonom tanpa pengemudi akan menjadi masa depan industri otomotif. Analytics Insight, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) memperkirakan bahwa pada akhir tahun 2040, mobil otonom ini akan mengambil alih 75 persen mobil konvensional saat ini. 

Dampak Apa Yang Terjadi jika Mobil otonom di masa depan nanti?

1. Tingkat Kecelakaan Turun

Mobil otonom yang di kembangkan saat ini akan menjadi salah satu moda transportasi teraman dengan memungkinkan untuk mengalami kecelakaan yang sangat rendah, bahkan ketika mengemudi dalam keadaan mabuk. hal ini merupakan salah satu pilihan terbaik untuk negara-negara rawan kecelakaan seperti Amerika serikat dan kota lain yang padat pemukim di negara maju.

2. Kepemilikan Mobil Berkurang

Dikarenakan mobil otonom berjalan secara bertahap mengambil alih industri otomotif, kebutuhan akan kepemilikan mobil mulai menurun, sehingga mobil tanpa pengemudi pun akan berjalan sebagai transportasi bersama. dengan demikian, akan dapat lebih sedikit masalah lalu-lintas dan lebih banyak lahan parkir.

3. Mobil Otonom Untuk Mengirim Paket

Mobil masa depan juga dirancang untuk mengirimkan paket dan makanan dalam waktu dekat, sehingga Perusahaan rintisan seperti Nuro, Gatik, dan TuSimple telah memulai melakukan pengiriman untuk pelanggan seperti Walmart dan UPS serta berencana meluncurkan semi-truk, kendaraan penumpang tanpa pengemudi.  (Sumber:HARIANHALUAN.COM)

  •  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *