DEWI PUTRI AULIA, Mahasiswi Universitas Pamulang

Kecerdasan buatan (AI) di sektor layanan kesehatan menekankan potensi signifikannya dalam mengubah praktik layanan kesehatan. AI dapat meningkatkan keakuratan diagnosis, memberikan perawatan yang lebih tepat, memungkinkan pemantauan pasien secara berkelanjutan, dan meningkatkan proses pengambilan keputusan, Namun, tantangan seperti validitas data, masalah privasi, dan peran intervensi manusia memerlukan pertimbangan yang cermat untuk memastikan penggunaan AI yang etis dan efektif dalam layanan kesehatan.
Integrasi AI dengan etika medis yang kuat dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan kesehatan meskipun AI menawarkan manfaat seperti analisis data yang cepat dan pemilihan pengobatan yang lebih baik, AI juga menimbulkan masalah seperti privasi data, dampak ekonomi, dan tanggung jawab etis dalam proses pengambilan keputusan. Upaya kolaboratif antara akademisi, pemerintah, dan sektor swasta sangat penting untuk keberhasilan penerapan AI dalam layanan kesehatan, memastikan pelatihan yang tepat bagi para profesional layanan kesehatan, dan mengatasi tantangan seperti keamanan data dan ketersediaan tenaga kerja.
Potensi AI dalam layanan kesehatan di Indonesia sangat besar, didukung oleh besarnya jumlah penduduk, kemajuan teknologi digital yang pesat, dan kebutuhan
akan layanan kesehatan yang berkualitas dan mudah diakses. Inisiatif seperti program “Kesehatan Digital Indonesia” menunjukkan pengakuan pemerintah Indonesia terhadap potensi AI dalam layanan kesehatan dan pentingnya mengatasi tantangan seperti ketersediaan data, pelatihan tenaga kerja, dan keamanan data pasien.
Adapun beberapa contoh penerapan AI dalam bidang kesehatan di Indonesia, antara lain yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah menggunakan AI untuk mengembangkan sistem deteksi dini kanker payudara. Sistem ini menggunakan teknologi deep learning untuk menganalisis gambar mammogram.
Selain itu juga ada, beberapa karya anak bangsa telah meluncurkan beberapa layanan telemedisin. Beberapa di antara layanan ini menggunakan teknologi AI untuk mendiagnosis penyakit dan memberikan rekomendasi perawatan, juga peneliti di Universitas Airlangga, Surabaya tengah mengembangkan Sistem Kecerdasan Buatan mengklasifikasikan luka kaki diabet (Stadium Wagner), yang nantinya melengkapi Telemedisin Kaki Diabet Indonesia yang telah ada sebelumnya.
Dampak positif pada kecerdasan buatan (AI) dalam layanan kesehatan juga sangatlah signifikan, dengan beberapa manfaat yang dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan kesehatan.
a. Peningkatan Diagnosis dan Perawatan
AI dapat menganalisis data medis dalam jumlah besar untuk membantu dokter membuat diagnosis yang lebih akurat dan mengembangkan rencana perawatan yang lebih efektif.
b. Peningkatan Perawatan Pasien
AI dapat membantu perawatan pasien dengan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi, memantau kesehatan pasien, dan membantu mencegah komplikasi.
c. Peningkatan Efisiensi
AI dapat mengotomatiskan tugas-tugas rutin, sehingga memberikan kebebasan bagi para profesional kesehatan untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih kompleks dan bernilai tinggi.
d. Penghematan biaya
AI dapat membantu mengurangi biaya layanan kesehatan dengan mengidentifikasi area yang tidak efisien, menyederhanakan proses, dan mengurangi kebutuhan akan tes dan prosedur yang tidak diperlukan.
e. Pengobatan yang Dipersonalisasi
AI dapat membantu menyesuaikan perawatan medis untuk setiap pasien berdasarkan karakteristik unik mereka, seperti profil genetik dan riwayat kesehatan.
f. Layanan Kesehatan Jarak Jauh
AI dapat mengaktifkan layanan kesehatan jarak jauh, memungkinkan pasien menerima perawatan medis dari kenyamanan rumah mereka sendiri.
g. Analisis data
AI dapat membantu menganalisis data layanan kesehatan dalam jumlah besar, mengidentifikasi tren dan pola yang dapat menjadi masukan bagi kebijakan dan praktik layanan kesehatan.
h. Keterlibatan Pasien
AI dapat membantu melibatkan pasien dalam layanan kesehatan mereka, memberikan mereka saran, pengingat, dan dukungan kesehatan yang dipersonalisasi.
Adapun beberapa dampak negatif yang meliputi kecrdasan buatan di bidang medis dengan menggunakan AI:
i. Perpindahan Pekerjaan
AI dapat mengotomatiskan tugas-tugas rutin, berpotensi menggantikan pekerjaan manusia, terutama pekerjaan yang berulang dan dapat diotomatisasi dengan mudah.
j. Privasi dan Keamanan Data
AI memerlukan data dalam jumlah besar agar dapat berfungsi secara efektif, yang dapat menimbulkan masalah privasi dan risiko keamanan jika tidak dikelola dengan baik.
k. Ketergantungan yang berlebihan pada Teknologi
Penggunaan AI yang berlebihan dalam layanan kesehatan dapat menyebabkan kurangnya interaksi manusia dan pengambilan keputusan, yang berpotensi mengakibatkan hilangnya empati dan pemahaman antara penyedia layanan kesehatan dan pasien.
l. Biaya Tinggi
Penerapan AI dalam layanan kesehatan membutuhkan biaya yang mahal, sehingga memerlukan investasi besar dalam infrastruktur, pelatihan, dan pemeliharaan.
m. Tantangan Regulasi
Penggunaan AI dalam layanan kesehatan menimbulkan tantangan regulasi, termasuk perlunya pedoman dan pengawasan yang jelas untuk memastikan bahwa sistem AI digunakan dengan aman dan etis.
n. Kurangnya Transparansi
Sistem AI bisa jadi tidak jelas, sehingga sulit untuk memahami cara mereka mengambil keputusan atau diagnosis tertentu.
o. Potensi Kesalahan
Sistem AI tidak kebal terhadap kesalahan, dan konsekuensi dari kesalahan AI bisa sangat parah dalam layanan kesehatan, khususnya dalam situasi di mana AI digunakan untuk membuat keputusan hidup atau mati.