Alnayla Earthza Wilansky, Mahasiswa Universitas Pamulang

Dimasa serba modern ini, Perkembangan AI (Artificial Intelegent) mulai ramai
diperbincangkan karena hampir menguasai seluruh bidang, soalah satunya pada bidang
kesehatan atau medis. Banyak sekali potensi – potensi besar yang dapat dimanfaatkan dari
teknologi AI.
Bagaimana sistem AI dapat diterapkan di dalam dunia medis?
Sebelumnya seperti yang diketahui AI juga tidak dapat 100% akurat dalam mendiagnosa
sebuah penyakit, akurasi sistem AI dapat dikategorikan berbagai macam, sehingga tidak
disarankan untuk self-diagnosis. Kita tetep memerlukan para ahli medis untuk dapat
memastikannya.
Walaupun demikian, dengan hadirnya AI (Kecerdasan Buatan) ini dapat membantu tenaga
medis untuk mengenali jenis penyakit serta merekomendasikan pengobatan yang efektif.
Bukan hanya itu, AI juga dapat mempercepat dalam mengambil keputusan agar pasien dapat
ditanggani dengan baik.
AI juga dapat membantu tenaga medis dalam memantau pasien dengan cara sensor dan alat
medis yang terhubung. AI dapat menganaliosis kondisi pasien secara real time dan dapat
ditampilkan melalui monitor.
Salah satu merk ternama yang ikut serta dalam mengembangkan teknologi AI ialah Apple.
Apple Vision Pro adalah headset augmented reality (AR) yang berpotensi memberikan
dampak positif pada bidang kedokteran dan perawatan kesehatan.
Dengan kemampuan komputasi spesial dan sensor canggih, Vission Pro dapat menjadi
aplikasi medis yang sudah di rasakan langsung oleh dokter ortopedi di brazil. Vission pro
dapat membantu proses operasi pasien yang mengalami robekan rotator cuff. Dengan
perangkat ini (Apple Vision Pro) dokter bedah dapat melihat sendi dengan gambar 3D
osecara real time.
Adanya langkah awal kaloborasi antara Apple Vision Pro dan kecerdasan buatan (AI)
memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap kedokteran dan perawatan kesehatan di
masa depan. Teknologi ini bisa membawa dampak positif melalui berbagai aplikasi, mulai
dari bedah augmented reality hingga konsultasi. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu
diatasi untuk menerapkannya secara luas.
Salah satu pertimbangan utama adalah skalabilitas dalam kesehatan digital. Meskipun ada
potensi besar untuk aplikasi seperti bedah augmented reality dan konsultasi telemedis,
skalabilitas menjadi kunci. Ini termasuk masalah seperti infrastruktur yang memadai,
aksesibilitas teknologi, dan ketersediaan sumber daya manusia yang terlatih untuk
mengoperasikan teknologi tersebut.
Selain itu, penerapan kecerdasan buatan dalam bidang medis menjanjikan peningkatan
efisiensi dan kualitas layanan kesehatan. Namun, ada tantangan seperti validasi data,
kekurangan data medis yang berkualitas, dan perlindungan terhadap privasi data yang perlu
diperhatikan. Dengan penanganan yang tepat terhadap masalah-masalah ini, AI dapat menjadi
alat berharga untuk mendukung praktik medis yang lebih baik di masa mendatang.

Penting untuk terus memperhatikan bahwa pengembangan dan penerapan teknologi ini harus
selalu memprioritaskan keamanan, privasi, dan etika. Dengan pendekatan yang hati-hati dan
kolaboratif antara perusahaan teknologi, profesional medis, dan regulator, kita dapat
memanfaatkan potensi besar dari gabungan antara Apple Vision Pro dan kecerdasan buatan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *