Aldi Adam Fanrian, Mahasiswa Universitas Pamulang

Pendidikan adalah pondasi kemajuan masyarakat. Namun, dalam usaha untuk
memperbaharui metode pembelajaran, kita seringkali tertarik pada teknologi
sebagai jawaban utama. Termasuk kecerdasan buatan (AI) yang memiliki peran
penting.

Pertama-tama, tidak dapat dipungkiri bahwa AI memiliki potensi besar untuk
memberikan wawasan dan adaptabilitas yang diperlukan dalam pembelajaran.
Kemampuannya untuk memproses data dengan cepat memungkinkan kita untuk
memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan
individu. Ini bisa menjadi alat yang sangat berharga bagi guru dalam membantu
mereka memahami kebutuhan setiap siswa secara lebih mendalam.

Namun, dalam memanfaatkan teknologi ini, perlu diingat bahwa pendidikan pada
akhirnya adalah tentang hubungan antara manusia. Guru tidak hanya
menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi mentor dan figur yang memberikan
inspirasi. Interaksi antara guru dan siswa membentuk inti dari pengalaman
pembelajaran yang bermakna.

Oleh karena itu, walaupun AI dapat memberikan bantuan dalam menyusun materi
dan menyesuaikan kurikulum, kita harus memastikan bahwa tidak ada yang
menggantikan hubungan pribadi antara guru dan siswa. Pembelajaran tidak hanya
tentang memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter,
mengembangkan keterampilan sosial, dan mendukung pertumbuhan emosional.

Dengan demikian, sementara kita mengeksplorasi potensi AI dalam pendidikan,
kita tidak boleh melupakan kekuatan sentuhan manusia. Guru tetap menjadi tulang
punggung dalam proses pembelajaran, dan kita harus memastikan bahwa teknologi

hanya menjadi alat yang mendukung, bukan pengganti, dalam upaya kita untuk
meningkatkan pendidikan. Dengan menggabungkan kecerdasan buatan dengan
kebijaksanaan manusia, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
inklusif, empatik, dan berdaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *