14 November 2024, Tangerang – Dalam upaya proaktif meningkatkan kesadaran guru dan siswa mengenai pentingnya keamanan identitas digital serta pencegahan ancaman phishing dan rekayasa sosial di dunia maya, SMPN 12 Tangerang menjadi tuan rumah kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan oleh beberapa mahasiswa dari Universitas Pamulang. Kegiatan yang bertemakan “Penguatan Kesadaran Guru dan Siswa terhadap Keamanan Identitas Digital serta Pencegahan Phishing dan Rekayasa Sosial di Dunia Maya” ini berlangsung pada pagi hari tersebut di Ruang Lab SMPN 12 Tangerang.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 09:30 WIB pada ruangan Lab, dengan dihadiri oleh beberapa perwakilan guru-guru dan siswa. Kegiatan ini diawali oleh pembukaan yang disampaikan oleh Agung Sapto Hermawan sebagai ketua pelaksana PKM. Setelah itu, ketua pelaksana PKM memberikan penjelasan mengenai tujuan acara.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi yang dipimpin oleh para mahasiswa Universitas Pamulang. Mereka menyajikan materi yang mendalam tentang bagaimana phishing bekerja, metode pencurian data, dan teknik rekayasa sosial yang sering digunakan oleh penyerang. Melalui presentasi yang interaktif dan penuh ilustrasi, para peserta diajak untuk memahami bagaimana serangan phishing dapat mengelabui korban melalui email palsu, situs web tiruan, dan pesan teks yang menyesatkan. Materi ini juga mencakup berbagai jenis phishing, mulai dari spear phishing yang ditargetkan secara spesifik hingga whaling yang menargetkan eksekutif tinggi.

Selain itu, para pemateri menjelaskan berbagai metode pencurian data seperti penggunaan malware, keylogger, dan eksploitasi celah keamanan sistem. Dampak serius dari pencurian data, termasuk kerugian finansial, kerusakan reputasi, dan dampak psikologis bagi korban, juga diuraikan melalui studi kasus nyata. Tidak hanya itu, sesi ini juga membahas teknik rekayasa sosial yang digunakan untuk memanipulasi korban agar memberikan informasi sensitif atau melakukan tindakan tertentu, seperti pretexting, baiting, dan tailgating.
Para mahasiswa juga membagikan strategi pencegahan yang efektif, termasuk tips untuk mengenali tanda-tanda phishing, langkah-langkah perlindungan data pribadi, dan cara menghadapi upaya rekayasa sosial. Mereka menekankan pentingnya penggunaan kata sandi yang kuat, enkripsi data, serta pembaruan rutin perangkat lunak keamanan. Selain itu, peran teknologi seperti antivirus, firewall, dan sistem deteksi intrusi dijelaskan sebagai alat penting dalam mencegah serangan siber.
Sesi berikutnya adalah demo aplikasi phishing yang dilakukan melalui simulasi langsung. Para peserta diperlihatkan bagaimana serangan phishing dilakukan, mulai dari pembuatan email palsu yang tampak meyakinkan hingga pengambilan data korban secara ilegal. Demonstrasi ini memberikan gambaran nyata tentang betapa mudahnya informasi pribadi dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Saat peserta melihat langsung bagaimana phishing bekerja, mereka akan lebih waspada dan tahu bagaimana cara melindungi diri dari serangan serupa di masa depan,” Edi Nugroho.

Dan yang terkakhir adalah sesi tanya jawab. Guru dan siswa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendiskusikan langkah-langkah perlindungan diri dari ancaman siber, berbagi pengalaman, serta mendapatkan solusi konkret dari narasumber.
Kegiatan ini bertujuan membangun tentang pemahaman dalam ruang lingkup digital, serta memberikan pemahaman yang berfokus tentang keamanan siber di era digital. Kami selaku Mahasiswa/i Teknik Informatika Universitas Pamulang berharap dengan adanya program PKM ini dapat memberikan kesadaran kepada guru dan siswa di SMPN 12 Tangerang akan pentingnya menjaga identitas digital. Sehingga hal ini dapat terus ditingkatkan dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Kami selaku Mahasiswa/i Teknik Informatika Universitas Pamulang berharap program PKM ini dapat memberikan kesadaran kepada guru dan siswa akan pentingnya menjaga identitas digital. Dengan demikian, kesadaran ini diharapkan dapat terus ditingkatkan dan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka,” ujar Agung Sapto Hermawan.