Penulis : RAHMAT, Mahasiswa Teknik Informatika UNIVERSITAS PAMULANG

Tidak lama setelah Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mengibarkan bendera Merah Putih di Olimpiade Tokyo 2020, Leani Ratri Oktila, Khalimatus Sadiyah, dan Hary Susanto kembali mengharukan perasaan kita untuk medali emas yang mereka persembahkan di Paralimpiade Tokyo 2020.

Apa yang dapat kita pelajari dari mengikuti pertandingan olahraga, apalagi di tingkat internasional yang amat bergengsi? Ada banyak sekali. Ada jam kerja yang sangat panjang, kerja keras, kegigihan dan daya juang, kesediaan berkorban, kerja tim, kemampuan mengendalikan diri, kepemimpinan, sikap positif, keinginan untuk terus meningkatkan diri, dan masih banyak lagi.

Karena jelas harus berkompetisi dan berjuang untuk memenangi pertandingan, bekerja menekuni olahraga menjadi salah satu pekerjaan yang menuntut kerja yang paling keras.

Kerja sangat keras

Tidak seperti menang undian, menekuni olahraga untuk pertandingan mensyaratkan jam kerja yang sangat panjang, dibarengi dengan ketekunan dan kegigihan.

Leani Ratri Oktila yang berhasil mempersembahkan tiga medali dalam Paralimpiade Tokyo 2020 bercerita bahwa dirinya terbiasa bertanding beberapa kali sehari.

”Saya bisa bermain enam pertandingan sehari. Ketika pemain lain langsung pulang ke rumah atau hotel, saya masih di lapangan. Saya sering membawa alas, bantal, dan pakaian ganti,” katanya. Menunggu pertandingan berikutnya, ia beristirahat di toilet (BBC.com, 5 September 2021 diperbarui 6 September 2021).

Saat Paralimpiade Tokyo 2020 pun, pertandingan final yang dijalani Leani merupakan pertandingan keempat yang harus diikuti pada hari yang sama. Semuanya dalam rentang waktu 10 jam. Dari sini kita juga belajar mengenai kemampuan atlet untuk menetapkan prioritas, tekad yang keras, kekuatan untuk bertahan, dan kesediaan berkorban.

https://assetd.kompas.id/rgtDImpoGq0xgAnE2ScDmn-BaBA=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2F20181012_BULU-TANGKIS_A_web_1539354531.jpghttps://assetd.kompas.id/ENg-QJqO1d_TxsWKfyKfsxUpFYM=/1200×675/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2F20181012_BULU-TANGKIS_A_web_1539354531.jpg

Ganda putri Indonesia Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah berhasil mempersembahkan medali emas setelah berhasil mengalahkan pasangan China Hefang Cheng/Huihui Ma dalam final ganda putri klasifikasi SL3-SU5 cabang bulu tangkis Asian Para Games 2018 di Istora Bung Karno, Jakarta, Jumat (12/10/2018). Leani/Khalimatus menang 21-15 21-12.

Dalam olahraga tim, di satu sisi, tiap-tiap pribadi dituntut untuk terus berjuang hingga titik akhir. Di sisi lain lagi, juga diperlukan kemampuan untuk bekerja sama dengan sangat baik.

Karena yang diperjuangkan adalah kemenangan, kerja tim menjadi hal yang amat menentukan. Pemain tidak sibuk memikirkan diri sendiri, tetapi perlu bekerja sama, saling memberi masukan, saling menguatkan, saling mengisi.

Secara konkret yang dapat kita pelajari dari ganda putri Leani/Khalimatus adalah komunikasi yang sangat baik di lapangan. Saat di lapangan, mereka akan berteriak menginformasikan bahwa mereka siap, atau mengingatkan yang lain untuk bersiap.

Ketika hadapi kendala

Menekuni olahraga untuk pertandingan menghadapkan para pemain pada kesulitan dan tantangan secara terus-menerus. Bukan tidak mungkin pemain cedera saat bertanding atau berlatih. Atau tiba-tiba dikeluarkan dari bangku pemain utama karena ada pemain lain yang dinilai lebih berprestasi, ataupun karena alasan lain.

Tampaknya ada lagi yang juga dapat kita pelajari dari sini, yakni bagaimana untuk tetap dapat mengambil sikap hidup positif, serta untuk tetap resilien atau tangguh.

Pada akhirnya, pertandingan olahraga tidak selalu dapat dimenangi. Seperti juga dalam bidang kehidupan lainnya, kadang kita gagal, atau tidak selalu memperoleh apa yang kita inginkan, meski telah kita perjuangkan mati-matian dalam hidup. Ketika tim belum memenangi pertandingan, ternyata juga banyak sekali yang dapat dipelajari.

Tentu kita dapat belajar dari kontingen yang telah memenangi pertandingan, apa saja keunggulan mereka? Apakah persiapan yang jauh lebih panjang? Apakah pada kerja tim atau persoalan yang sifatnya lebih teknis? Ataukah pada sistem dan mekanisme yang memayungi para pemain?

Dari sisi pemain, kita dapat belajar mengenai keterbukaan dan kebesaran hati untuk menerima kekalahan. Keterbukaan dan kebesaran hati untuk meneliti diri sendiri, apa yang masih belum baik dan harus terus diperbaiki.

Ketika seorang pemain terus-menerus menang dan kemudian dikalahkan, ia juga belajar untuk berendah hati mengakui bahwa ada pihak lain yang lebih baik. Ini sekaligus  akan mengingatkan bahwa siapa pun—termasuk yang telah membuktikan diri juara—tetap perlu mempertahankan kerja keras dan kegigihan dalam berlatih.

Ajang belajar

Kemenangan ataupun keberhasilan yang tertunda sama-sama mengajari kita tentang banyak hal. Perjuangan para atlet di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 memberikan inspirasi dan penguatan bagi kita agar tidak menyerah, tetapi perlu gigih dan terus bekerja keras.

Paralimpiade yang menjadi ajang pertandingan bagi penyandang disabilitas secara lebih khusus mengajak kita untuk tidak berkecil hati, tetapi tetap percaya diri dan memperjuangkan yang terbaik dalam keterbatasan yang ada.

Dari olahraga kita juga belajar mengenai kepemimpinan. Setidaknya mengenai bagaimana memimpin diri sendiri. Yang pasti, untuk dapat terus bertahan dan menampilkan hasil kerja yang lebih baik, kita perlu berdisiplin, mengelola emosi, mengendalikan diri sendiri, serta mengetahui arah hidup dan dapat menetapkan prioritas.

Sementara itu, dalam kerja tim, kita tidak hanya dapat memikirkan diri sendiri, tetapi juga perlu paham posisi dan peran masing-masing, dengan memaksimalkan peran kita untuk memastikan keberhasilan tim.

Kita perlu tahu kapan berperan sebagai rekan kerja, kapan menjadi orang yang dipimpin, dan kapan harus memimpin, ketika memang diperlukan dan kita memiliki kapasitas untuk itu.

Apa yang kita pelajari dari Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 tampaknya sangat diperlukan untuk situasi sekarang saat kita masih menghadapi tantangan berat terkait pandemi Covid-19. Terima kasih kepada semua atlet dan pekerja di balik layar dari kontingen Indonesia di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.

Inspirasi dan semangat yang ditularkan semoga terus menetap dalam batin masyarakat untuk jangka panjang

Cantumkan referensi tulisan anda :

1. KRISTI POERWANDARI

2. HENDRA SETIAWANN

Note : Penulis bertanggung jawab atas semua isi tulisannya

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ajukan Pertanyaan
1
Tanya kita aja!!!
Hubungi Kami!
Selamat datang kak di mediapublikasi.id
Silakan tanya-tanya dulu kebutuhannya kaka apa?

Segera kami respon