Penulis : Rafid Febrian Susilo

Kendaraan listrik adalah kendaraan yang menggunakan tenaga listrik sebagai sumber energi untuk beroperasi. Kendaraan listrik biasanya digerakkan oleh motor yang memanfaatkan listrik dari baterai yang dapat diisi ulang. Pengisian baterai dilakukan dengan menghubungkannya ke jaringan listrik eksternal.

Proyek ambisius pemerintah untuk transisi ke kendaraan listrik mulai gencar dilakukan untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dunia pun sudah mulai menyadari potensi yang dimiliki oleh kendaraan listrik, baik sebagai solusi untuk keberlangsungan bumi maupun sebagai peluang untuk memajukan ekonomi. Apakah benar kendaraan listrik dapat menawarkan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami mengajak Gen Z untuk berpendapat tentang transisi kendaraan listrik dan isu dan keresahan yang membersamai.

Pengembangan mobil listrik sempat terhenti dan menghilang pada 1935. Baru menjelang berakhirnya milenium kedua, mobil listrik modern pertama muncul. Akhirnya momentum datang ketika pada 2008 saat Tesla merilis Roadster, mobil listrik modern pertama dengan teknologi baterai mutakhir dan sistem pemindahan daya (powertrain) listrik. Dari sisi pemasaran, angka penjualan produk Tesla mengalahkan Toyota dan raksasa otomotif lainya pada 2020 (Bloomberg, 2020).

Mobil listrik memang telah memberi dampak pada lingkungan yang lebih bersih dan hijau. Paparan emisi gas rumah kacanya berada pada titik nol. Situasi pandemi seolah blessing in disguise bagi EV, karena keberadaannya makin dikenal. Setelah respons positif diperoleh, penyiapan ekosistem menjadi penting.

Ekosistem EV memiliki spektrum yang luas, setidaknya menyentuh tiga aspek, yakni regulasi, infrastruktur dan insentif. Aspek insentif yang paling kompleks dibandingkan dengan dua aspek lainnya mengingat insentif langsung bersentuhan dengan kepentingan pengguna atau calon pengguna EV.

Sebagain contoh negara inggris,pemerintahnya memberi pada calon pembeli EV untuk mengklaim hingga 3.000 poundsterling atau setara Rp57 juta. Di Norwegia, selain ada hibah dan keringanan pajak, ada insentif lain seperti gratis di jalan tol, menumpang kapal feri, dan parkir dalam kota. Norwegia adalah negara pertama di dunia yang sejak 1990 telah memperkenalkan skema insentif kepemilikan EV.

Adapun dampak positif nya terhadap mobil listrik:

  1. Menjaga kesehatan masyarakat

Telah terbukti bahwa gas-gas beracun yang dihasilkan oleh kendaraan tradisional dapat memicu masalah kesehatan seperti asma, alergi, dan gangguan pernapasan lainnya.

Kendaraan listrik yang tidak memproduksi emisi gas buang dapat membantu menjaga kesehatan masyarakat serta mengurangi biaya perawatan medis. Ini menjadi faktor penting yang mendorong minat masyarakat terhadap kendaraan listrik.

  • Menghemat biaya operasional

Biaya operasional kendaraan listrik lebih murah daripada kendaraan konvensional karena harga bahan bakar yang lebih rendah dan perawatan yang lebih sedikit. Dengan begitu, pengguna kendaraan listrik bisa menghemat uang dalam jangka panjang.

Mengoperasikan kendaraan listrik lebih ekonomis daripada kendaraan konvensional karena biaya bahan bakar dan perawatan yang lebih rendah. Karena biaya operasionalnya yang lebih terjangkau, kendaraan listrik menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat.

  • Mendorong inovasi teknologi

Menggunakan kendaraan listrik dapat memacu inovasi teknologi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan meningkatnya permintaan kendaraan listrik, produsen dapat terus mengembangkan teknologi baru dan menciptakan solusi baru yang lebih efisien.

Pemerintah di banyak negara memberikan insentif dan program dukungan untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik. Insentif tersebut dapat berupa pengurangan pajak, subsidi, atau program kredit yang membuat kendaraan listrik menjadi lebih terjangkau. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong minat masyarakat terhadap kendaraan listrik.

Salah satu dampak positif terbesar dari mobil listrik adalah tidak menghasilkan emisi gas buang yang merugikan lingkungan. Mobil berbahan bakar konvensional menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) dan gas lainnya yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim.

Adapun dampak negative nya terhadap mobil listrik:

  1. Pencemaran lingkungan di perairan — Dalam proses pembuatan baterai kendaraan listrik, banyak sekali logam dan mineral yang digunakan, seperti kobalt, nikel, dan lithium. Pengambilan mineral-mineral tersebut menghasilkan limbah dan dampak lingkungan yang serius.
  2. Baterai sulit didaur ulang! — Baterai kendaraan listrik memiliki umur pakai terbatas, setelah itu, mereka harus dibuang dan di daur ulang. Namun, limbah dari baterai tersebut cukup berbahaya dan sulit untuk di daur ulang sepenuhnya. Perusahaan seperti Tesla mengklaim dapat mendaur ulang hingga 92% bahan di dalam baterainya dan mengatakan bahwa tidak ada yang berakhir di tempat pembuangan sampah
  • Pembangkit listrik tetap saja berkontribusi polusi berat – Walaupun kendaraan listrik tidak mengeluarkan emisi gas buang saat digunakan, pembangkit listrik yang memasok listrik untuk kendaraan listrik tersebut dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca. Baterai kendaraan listrik perlu diisi ulang menggunakan listrik. Jika sumber listrik yang digunakan adalah dari pembangkit listrik yang berbasis bahan bakar fosil, maka penggunaan kendaraan listrik akan menyumbang polusi yang masif. Sebagai gambaran , untuk membangkitkan energi listrik sebesar 1776 MWyr menggunakan ke tiga PLTU Batubara, akan dihasilkan emisi CO2 sebesar16.309 kTon CO2. Kedepan harus ada solusi untuk membangun pembangkit listrik dengan konsep energi bersih.

Apa keunggulan dari mobil listrik?

Keuntungan menggunakan mobil listrik yang utama adalah ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi yang dapat mempengaruhi polusi. Ini karena mobil listrik memiliki mekanisme laju yang prosesnya menggunakan daya listrik. Dengan begitu, tidak akan menghasilkan residu emisi Co2 dan Co seperti mobil konvensional.

Apa kelemahan dari mobil listrik?

Kekurangan mobil listrik yang pertama adalah harga jual unit yang masih mahal. Ambil contoh Hyundai Ioniq 5 yang dibanderol di kisaran Rp782 juta – Rp895 juta. Jika dibandingkan dengan mobil konvensional, harga mobil listrik terbilang lebih mahal.

Kenapa mobil listrik populer?

Salah satu alasan utama mengapa banyak anak muda yang membeli mobil listrik adalah pemanfaatan energi yang ramah lingkungan. Cukup dengan energi listrik, mobil ini tidak lagi memerlukan bahan bakar minyak

Apa keuntungan dan kerugian dari mobil listrik?

Kendaraan listrik, terutama mobil listrik pada umumnya, memiliki beberapa keunggulan seperti ramah lingkungan hingga torsi instan. Sementara beberapa kekurangannya antara lain belum banyak ditemukan charging station atau stasiun pengisian listrik kendaraan listrik.

Apa tujuan besar pemerintah mendorong penggunaan mobil listrik di Indonesia?

Selain mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM), kendaraan listrik juga dapat menurunkan emisi gas rumah kaca dan lebih ramah lingkungan.

Apakah mobil listrik lebih efisien?

Selain lebih efisien, mobil listrik juga lebih ramah lingkungan karena rendah emisi. Mobil listrik hanya menghasilkan emisi karbon dioksida (C02) sebesar 0.5 gram/km. Sedangkan mobil konvensional menghasilkan emisi C02 sebesar 125 gram/km

Dalam mengenalkan kendaraan listrik kepada masyarakat, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah infrastruktur pengisian baterai yang menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan penggunaan kendaraan listrik. Oleh karena itu, diperlukan adanya jaringan pengisian baterai yang mudah diakses dan praktis. Selain itu, juga perlu adanya insentif dan program dukungan.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ajukan Pertanyaan
1
Tanya kita aja!!!
Hubungi Kami!
Selamat datang kak di mediapublikasi.id
Silakan tanya-tanya dulu kebutuhannya kaka apa?

Segera kami respon