Penulis : Fatur Rohman , Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pamulang

Kecerdsasan buatan atau artificial intelligence adalah salah satu cabang ilmu komputer yang membuat agar komputer dapat berpikir dan bernalar seperti manusia. Ada tiga tujuan dari kecerdasan buatan yaitu membuat komputer semakin bermanfaat untuk manusia dalam mengambil keputusan, mengerti tentang kecerdasan, atau membuat mesin lebih berguna.

            Kecerdasan buatan memiliki kelebihan untuk menyimpan data dalam jumlah yang sangat besar dan mengeksploitasinya dengan kemampuan belajar eksponensial serta daya komputasi yang tinggi (big data analysis). Hal seperti ini memungkinkan komputer untuk belajar lebih cepat dari manusia, apalagi mengambil pilihan atau keputusan terbaik dalam situasi tertentu, sesuai dengan algoritma yang sudah dipelajarinya dari data dalam jumlah yang besar.

            Pada 2030 mendatang kemungkinan populasi dunia akan meningkat sebanyak 9.8 miliyar dan keperluan makanan dunia pada waktu itu diperkirakan akan meningkat sehingga 70 persen. Dikabarkan pertanian yang sekarang tidak mampu untuk memenuhi peningkatan keperluan makanan. Di dalam negara pula, kita masih perlu mengimport sebanyak 30 persen  beras untuk mencukupkan keperluan. Sekiranya untuk bencana alam yang tidak diingini seperti serangan belalang juta di India ianya boleh menjejaskan bekalan import negara. Teknologi yang hangat diperkatakan untuk mengatasi masalah ini ialah kaedah Pertanian Tepat yang tercetus daripada fenomena Internet Kebendaan (IoT). Teknologi ini digolongkan dalam “teknologi yang menimbulkan gangguan” kerana ia akan merubah norma proses biasa kepada norma yang baru.

Gambar 1. Penggunaan Teknologi

            Pertanian Tepat ini menetapkan gabungan teknologi untuk mengukur dengan  tepat bagi setiap proses pertanian bagi memastikan setiap sumber yang digunakan dengan optimal. Ini berarti sumber-sumber yang digunakan adalah dalam keadaan berkadar dapat mengubah dan membukanya dalam proporsi yang tepat. Teknologi yang digunakan ialah GPS, sensor, dron, kecerdasan buatan (AI) dan robotik.  

          Sebagai contoh dron digunakan untuk mengambil gambar tanaman dan gambar ini boleh dianalisis untuk mendeteksi penyakit pada pohon, kadar klorofil, kadar kelembapan tanah dan kemunculan serangga perusak. Untuk mengetahui kadar kelembapan di tanah, petani dapat mengetahui kadar air yang diperlukan oleh tanaman mereka. Begitu juga dengan  kadar klorofil dan penyakit tumbuhan, pupuk dapat digunakan dengan sewajarnya di kawasan yang memerlukan. Contoh penggunaan sensor juga boleh mengukur tahap  keasaman dan kebasaan tanah.

Teknologi ini dapat melakukan kerja secara manual dengan lebih cepat. Projek perintis teknologi Pertanian Tepat oleh Institut Kemajuan dan Penyelidikan Pertanian Malaysia (MARDI) di kawasan sawah padi di Kedah dan Perak menunjukkan menghemat penggunaan pupuk sehingga 25 pesen per hektar dan biaya operasi tenaga kerja dapat dikurangkan sehingga 50 pesen Ia juga telah mengoptimalkan pengeluaran hasil padi.

Pertanian Tepat ini dapat membantu masalah global yang dihadapi oleh para petani.Termasuk kekurangan sumber air, variasi cuaca yang tidak menentu, biaya energi yang semakin meningkat dan kekurangan sumber tanah. Terdapat juga desakan daripada masyarakat yang inginkan proses penghasilan produk pertanian menjadi lebih transparan. Dengan metode Pertanian Tepat, semua data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini dapat dijana secara otomatis.

Teknologi Pertanian Tepat ini hadir kerena wujudnya kumpulan teknologi yang menunjang antara satu sama lain. Kecerdasan buatan dapat menganalisa gambar-gambar yang diambil oleh dron untuk membantu sistem membuat keputusan. Gambar-gambar ini pula didukung dengan data-data dari sensor yang dipasang di ladang pertanian atau ternak. Dron dan mesin pembajak juga dapat bergerak dengan efisien menggunakan  teknologi GPS. Semua ini terhubung melalui Internet dan membolehkan pemilik ladang membuat kontrol di telepon genggam. Perpaduan teknologi ini membolehkan satu sistem automatisasi dilakukan dari fase pertama penggemburan tanah sehingga ke fase akhir di mana memanen dilakukan.

Sumber Gambar 1:

https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/1200x-/news/2020/01/a125389fc7a6a09a8203cc20885d1b00.jpg

Referensi Tulisan :

fitriana, s. (2013). SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK PEMBUDIDAYAAN TANAMAN BUAH – BUAHAN. JURNAL SARJANA INFORMATIKA, YOGYAKARTA.

Santoso, H. B. (2020). Kajian dan Rekomendasi Sistem Pemetaan Lahan Pertanian. Kajian dan Rekomendasi Sistem Pemetaan Lahan Pertanian.

zaytseva, N. M. (2020). Artificial Intelligence System to Determine Electrical Safety Level of Power Generation Facilities. 2020 International Conference on Industrial Engineering, Applications and Manufacturing (ICIEAM).

Note : Penulis bertanggung jawab atas semua isi tulisannya

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ajukan Pertanyaan
1
Tanya kita aja!!!
Hubungi Kami!
Selamat datang kak di mediapublikasi.id
Silakan tanya-tanya dulu kebutuhannya kaka apa?

Segera kami respon