Selvi Oktaviani, Mahasiswi Universitas Pamulang

Era Pendidikan 4.0 membawa perubahan paradigma besar dalam cara kita memandang dan mendekati pendidikan. Seiring dengan berkembangnya teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), terdapat peluang untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam sistem pendidikan untuk meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan kualitas pembelajaran
Peran kecerdasan buatan dalam pendidikan dapat dianggap revolusioner karena kemampuannya membuat pembelajaran lebih personal. AI dapat menganalisis data tentang kemajuan siswa, preferensi pembelajaran, dan kebutuhan individu untuk membuat kurikulum yang disesuaikan dengan tepat.
Hal ini memudahkan siswa untuk belajar dengan kecepatan dan gaya belajar mereka sendiri, sehingga meningkatkan efisiensi pembelajaran secara keseluruhan. Selain itu, kecerdasan buatan juga dapat membantu memfasilitasi pembelajaran kolaboratif dan eksploratif.
Dengan menggunakan teknologi seperti chatbots dan tutor AI, siswa juga dapat menggunakan AI untuk mengajukan pertanyaan, mencari bantuan, dan berpartisipasi dalam diskusi. Hal ini membantu meningkatkan keterlibatan siswa dan memperluas kesempatan belajar yang lebih lua
tetapi, penting untuk mengingat bahwasanya orang yang mengunakan kecerdasan buatan juga menimbulkan beberapa masalah etika dan praktis. Misalnya, perhatian harus diberikan pada perlindungan data siswa dan potensi bias dalam algoritma AI. Selain itu, pendidikan harus terus memprioritaskan pengembangan keterampilan unik manusia seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan kecerdasan emosional serta memanfaatkan potensi berbagai aspek lebih responsif , inklusif dan peluang dan lebih memajukan pendidikan lebih maju lagi di era sekarang lebih hebat lagi.
Secara keseluruhan, peran kecerdasan buatan dalam pendidikan sangat menarik dan berpotensi. Namun, penting untuk mempertimbangkan implikasi etis, memastikan inklusivitas, dan menjaga keseimbangan antara teknologi dan aspek penting pembangunan manusia dalam pendidikan.