Penulis : Rival Yusuf , Universitas Pamulang

Abad ke-21 ditandai dengan era baru dalam intervensi internet (Petersen, 2021). Kita memasuki era dunia baru dalam teknologi dan informasi. Sebagai mahasiswa, kita tidak bisa menutup mata dan menyangkal bahwa alat AI akan mewarisi pendidikan serta pekerjaan di masa depan. Potensi AI dapat digunakan untuk meningkatkan pendidikan di masa ini, seperti yang digunakan untuk kegiatan pendidikan dan pembelajaran tertentu.

Apa yang membuat AI sangat pesat berkembang dan sangat spesial ?

Mengutip dari (CNBC, 2023) contohnya, teknologi kecerdasan buatan (AI) seperti yang dimiliki oleh ChatGPT, didukung Large Language Model (LLM), yang berarti model tersebut diprogram untuk memahami bahasa manusia dan menghasilkan respons berdasarkan kumpulan data yang besar. Singkatnya, AI memberi pengguna jawaban yang terstruktur dan informatif terhadap pertanyaan berbasis teks, yang menyerupai respons manusia. Berbeda dengan Google, yang berfokus pada membantu pengguna dalam menemukan informasi di web.

Kecanggihan ChatGPT yang begitu akurat, membuat beberapa pengamat berpendapat bahwa ini memiliki potensi besar untuk mengubah pendidikan.  Dengan membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan menulis, berpikir, dan cara belajar yang lebih baik. Karena kemudahannya dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas mereka. Dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI), dengan cara ini memungkinkan pengguna dapat menghemat waktu dan tenaga.

Apa yang membuat AI dikhawatirkan sebagian orang ?

Dalam berita harian (CTVNews, 2023) Megan Delaire selaku penulis berpendapat bahwa AI dapat menggantikan peran manusia di beberapa industri, khususnya dalam tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi tingkat tinggi atau pola pikir yang stabil. Ada spekulasi bahwa pekerjaan yang bergantung pada produksi konten sudah mulai ditinggalkan, termasuk segala hal mulai dari penulis naskah dan profesor hingga programmer dan jurnalis.

Beberapa tantangan yang akan terjadi pada penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan juga di khawatirkan. Misalnya plagiarisme sampai penyalahgunaan pembelajaran. Namun banyak pengamat mengemukakan bahwa AI dan manusia dibatasi pada ekspresi emosional, sehingga dalam hal ini AI tidak memiliki kemampuan untuk menyampaikan apa yang membedakan penjelasan secara teoritis dan fiktif (al Lily dkk, 2023).

Teknologi kecerdasan buatan (AI) sangat kuat efeknya, karena secara perlahan dapat melakukan peran yang dilakukan manusia. Misalnya, AI mampu merangkum dan menginterpretasikan teks tertulis, mencari jawaban, serta mengumpulkan pengetahuan dari berbagai bidang penelitian, dan menyajikan informasi sesuai dengan pertanyaan yang diajukan pengguna. Namun, jika AI digunakan untuk memprioritaskan untuk mencari informasi di banding mencari nya manual seperti di dalam buku maupun di web, maka hal ini dapat memperburuk ketergantungan manusia pada teknologi serta menimbulkan dampak negatif. Hal ini dapat menjadi penghalang peluang dalam sistem pendidikan kita.

Dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), hal ini dapat membebaskan mahasiswa untuk mengeksplorasi hasrat intelektual mereka. Tentu dapat mengurangi potensi mereka sebagai seoarang siswa maupun mahasiswa yang masih butuh skill daya pikir dan menulis (Steele., 2023)

Terlepas dari kenyataan bahwa kecerdasan buatan (AI) memiliki pemahaman tertulis yang luas tentang hampir semua bidang kehidupan, kehadirannya mungkin kurang mendalam dibandingkan manusia yang memiliki berbagai metode untuk memahami dan belajar tentang kehidupan.

Referensi

al Lily, A. E., Ismail, A. F., Abunaser, F. M., Al-Lami, F., & Abdullatif, A. K. A. (2023). ChatGPT and the rise of semi-humans. Humanities and Social Sciences Communications,10(1).

CNBC. (2023). All you need to know about ChatGPT, the A.I. chatbot thats got the world talking and tech giants clashing.

CTVNews. (2023). We interviewed ChatGPT to ask if AI could replace human jobs, here’s what it said.

Petersen, J. (2021). Innovative Assessment Practices. http://freshgra.de/IAssess.

Jennifer L. Steele. (2023). To GPT or not GPT? Empowering our students to learn with AI, Vol.5.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *