Depok, 2 Juli 2025 — Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Pamulang berhasil mengembangkan sistem analisis klasifikasi produksi tempe berbasis metode K-Means Clustering dengan menggunakan aplikasi RapidMiner. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja praktik yang dilaksanakan di UMKM Tempe “Pabrik Tempe Bang Aceng”, yang berlokasi di Jl. Mangga, Kedaung, Sawangan, Kota Depok.

Para mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini adalah Ikhsan Alifurrahman, Aldy Akmal Wibowo, dan Muhamad Fais Isani, yang bekerja di bawah bimbingan Roeslan Djutalov, S.Kom., M.Kom. selaku dosen pembimbing akademik. Mereka memanfaatkan pendekatan data mining untuk membantu pelaku UMKM dalam memahami pola produksi yang efisien, sebagai solusi atas tantangan yang selama ini dihadapi oleh produsen tempe skala kecil.
“Penerapan metode K-Means pada data produksi tempe dapat membantu pelaku UMKM untuk mengelompokkan hasil produksi ke dalam klaster efisiensi yang berbeda, misalnya rendah, sedang, dan tinggi. Ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan operasional,” ungkap Roeslan Djutalov dalam keterangannya.
Selama pelaksanaan kerja praktik, para mahasiswa melakukan observasi, wawancara, serta digitalisasi data historis produksi tempe yang awalnya masih dicatat secara manual. Data ini kemudian diolah menggunakan RapidMiner, yang menghasilkan klasifikasi berdasarkan volume produksi, jumlah bahan baku, dan efisiensi kerja. Hasil klasifikasi ini memberikan rekomendasi strategi produksi yang lebih akurat dan hemat sumber daya.
Pemilik usaha, Johansen, mengaku sangat terbantu dengan inovasi ini. “Kami biasanya hanya mengira-ngira berapa banyak yang harus diproduksi. Sekarang, dengan klasifikasi ini, kami jadi lebih tahu kapan produksi sedang bagus dan kapan harus dikurangi,” tuturnya.
Adapun kegiatan ini dilakukan, mahasiswa merancang sistem yang dimulai dari input data produksi, normalisasi data, lalu klasifikasi menggunakan algoritma K-Means. Hasil akhir berupa visualisasi klaster disimpan dan dicetak sebagai laporan untuk bahan evaluasi dan perencanaan ke depan. Kegiatan kerja praktik ini tidak hanya mengedukasi mahasiswa, tetapi juga memberikan nilai tambah nyata bagi UMKM lokal.
Program ini menjadi bukti nyata sinergi antara dunia pendidikan dan sektor UMKM dalam mendorong digitalisasi usaha tradisional. Diharapkan, ke depannya model serupa dapat diterapkan di UMKM lain yang masih mengandalkan intuisi dalam proses produksinya.