SALSA KHOIRUNNISA,Mahasiswi Universitas Pamulang

Kecerdasan Buatan (AI) telah menarik perhatian banyak dalam dunia pendidikan, menjanjikan revolusi dalam cara kita belajar dan mengajar. Namun, sementara banyak yang optimis tentang potensi AI untuk meningkatkan efektivitas pendidikan, saya percaya bahwa kita juga harus waspada terhadap potensi ancaman tersembunyi yang mungkin dimiliki oleh teknologi ini.
Salah satu klaim utama AI dalam pendidikan adalah kemampuannya untuk mempersonalisasi pembelajaran. Dengan menganalisis data tentang kemajuan siswa dan pola belajar mereka, AI dapat menyajikan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, memungkinkan setiap siswa untuk belajar dalam tempo mereka sendiri. Ini adalah langkah yang positif menuju inklusivitas dalam pendidikan, tetapi kita juga harus mempertimbangkan risiko kehilangan privasi siswa dan potensi manipulasi data.
Selain itu, ada keprihatinan tentang dampak penggunaan AI dalam pendidikan terhadap peran guru. Sementara AI dapat membantu dalam memberikan umpan balik dan menyajikan materi pembelajaran, tidak ada teknologi yang dapat menggantikan interaksi manusiawi dan hubungan yang kuat antara guru dan siswa. Penggunaan AI yang berlebihan dapat mengurangi peran guru menjadi sekadar pengamat atau pengelola teknologi, bukan mentor yang memotivasi dan memperhatikan kebutuhan individu siswa.
Kita juga tidak boleh mengabaikan kesenjangan digital yang mungkin diperdalam oleh penggunaan AI dalam pendidikan. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi, dan jika penggunaan AI tidak diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan aksesibilitas teknologi, kita dapat meningkatkan ketidaksetaraan dalam pendidikan.
Tantangan lainnya adalah kesenjangan digital. Meskipun AI dapat menjadi alat yang berharga dalam meningkatkan aksesibilitas pendidikan, tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi yang diperlukan. Hal ini dapat memperdalam kesenjangan dalam hasil belajar antara siswa yang memiliki akses teknologi yang baik dan mereka yang tidak.
Dengan demikian, sementara AI memiliki potensi besar untuk membawa inovasi positif dalam pendidikan, kita juga harus mengakui risiko dan tantangan yang terkait dengannya. Penting bagi kita untuk mengadopsi pendekatan yang bijaksana dan kritis terhadap penggunaan AI dalam pendidikan, memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk mendukung, bukan menggantikan, peran guru, dan bahwa setiap siswa memiliki akses yang sama terhadap manfaatnya. Hanya dengan demikian kita dapat memastikan bahwa pendidikan yang lebih baik benar-benar tercapai untuk semua.