Nama Penulis: Rizky Destyan Pulunggono, Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pamulang

Kecerdasan Buatan atau dikenal dengan sebutan Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang dan memasuki berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu yang cukup signifikan adalah di bidang pekerjaan. Saat ini, sejumlah pekerjaan sudah digantikan oleh mesin dan algoritma AI. Namun, bagaimana dampaknya pada masa depan pekerjaan manusia?
Memang, kehadiran AI pada beberapa sektor pekerjaan telah menghemat biaya dan menjadikan proses lebih efisien. Mesin yang dilengkapi algoritma AI dapat mempercepat proses produksi dan meningkatkan akurasi serta kepresisian. Namun, dampak positif ini bukan berarti tidak memiliki sisi negatif. Banyak pelaku bisnis yang meragukan kehadiran AI karena potensi penggantian pekerja manusia.
Menurut laporan dari McKinsey Global Institute, hingga 800 juta pekerjaan di seluruh dunia kemungkinan akan menjadi tergantikan oleh mesin dan AI pada tahun 2030. Dalam beberapa tahun terakhir, mesin robot telah digunakan di banyak pabrik untuk menggantikan pekerja manusia dalam menjalankan tugas-tugas yang mengandalkan otot dan kemampuan fisik. Namun, apa yang terjadi jika pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan kemampuan intelektual manusia juga diganti oleh mesin?

Peluang dan Tantangan
Dalam jangka panjang, penggunaan AI dapat menghasilkan pekerjaan baru yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Namun, dalam jangka pendek, penggunaan AI dapat menyebabkan perubahan besar dalam industri dan cara kita bekerja. Dalam beberapa tahun ke depan, AI diperkirakan akan semakin banyak digunakan di berbagai sektor industri, antara lain manufaktur, transportasi, kesehatan, dan pendidikan. Dalam industri manufaktur, misalnya, mesin AI sudah digunakan untuk kontrol kualitas dan memprediksi kegagalan mesin. Di sektor transportasi, teknologi otonom akan menggantikan pekerjaan sopir truk dan angkutan umum. Sedangkan di sektor kesehatan, AI dapat membantu diagnosis dan pengobatan pasien.
Di sisi lain, banyak juga pekerjaan yang tidak dapat digantikan oleh mesin dan AI, seperti pekerjaan di bidang seni, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Pekerjaan yang memerlukan keahlian interpersonal dan empati manusia, seperti guru dan perawat, tidak dapat digantikan oleh mesin karena memerlukan hubungan interaksi antara manusia dan manusia.
Namun, kehadiran AI juga menimbulkan sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kecenderungan penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin dan AI. Hal ini hanya akan meningkatkan kesenjangan kelas sosial dan kekayaan kecuali ada solusi yang ditemukan untuk menghasilkan lapangan kerja baru bagi pekerja yang terdampak.

Pendidikan dan Keterampilan
Masa depan yang menantang ini memerlukan persiapan yang matang dari para pekerja. Salah satu kunci untuk menghadapi tantangan ini adalah melalui pendidikan dan pengembangan keterampilan. Mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang lebih tinggi dalam bidang-bidang yang belum dapat digantikan oleh mesin dan AI seperti keterampilan adaptable, keterampilan analitis, dan kreativitas, akan menjadi kunci kesuksesan.
Hal ini juga menarik perhatian dari institusi pendidikan. Sebagai contoh, inovasi atau perkembangan sistem pendidikan baru yang terus berubah akan diperlukan agar para tenaga kerja muda mampu beradaptasi dengan cepat. Pelatihan juga akan menjadi semakin penting bagi pekerja yang sudah lebih berpengalaman, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam mengantisipasi transisi pekerjaan yang diakibatkan oleh penggunaan AI.

Kesimpulan
Kesimpulannya, kecenderungan penggunaan mesin dan AI dalam berbagai sektor ekonomi tidak bisa dihindari. Meskipun begitu, para pekerja dapat menghadapi tantangan ini melalui pendidikan dan pengembangan keterampilan. Ini adalah cara efektif untuk meningkatkan peluang dalam memperoleh pekerjaan dan juga menjadi kunci untuk tetap kompetitif dengan teknologi otonom dan AI.
Tantangan dalam masa depan akan semakin meningkat, tetapi karena industri berkembang dengan cepat, kemunculan lapangan kerja baru dan ada terobosan dalam bidang teknologi, manusia dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan keterampilan mereka dan beradaptasi dengan situasi yang ada. Akibatnya, AI tidak hanya menjadi ancaman, tetapi juga menjadi peluang untuk meningkatkan tenaga kerja dan menciptakan dunia yang lebih produktif dan inovatif.
Dalam hal ini, AI bukanlah ancaman, tetapi lebih sebagai alat yang dapat membantu kita mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien. Namun, seperti teknologi apa pun, penggunaannya harus diawasi dan diatur secara etis, untuk memastikan bahwa kecerdasan buatan digunakan untuk kepentingan manusia dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.

Sumber Artikel:

  1. McKinsey Global Institute (2017). Jobs Lost, Jobs Gained: Workforce Transitions in a Time of Automation.
  2. https://economy.okezone.com/read/2023/04/02/320/2791624/robot-ai-disebut-bisa-gantikan-300-juta-pekerjaan-manusia?page=2

sumber gambar :

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Feconomy.okezone.com%2Fread%2F2023%2F04%2F02%2F320%2F2791624%2Frobot-ai-disebut-bisa-gantikan-300-juta-pekerjaan-manusia&psig=AOvVaw0yUSVO2s9m90X37dTY2lum&ust=1683052356373000&source=images&cd=vfe&ved=0CBEQjRxqFwoTCMjd4OHg1P4CFQAAAAAdAAAAABAE

Note: Penulis bertanggung jawab atas semua isi tulisannya.

By Nita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *