MUHAMMAD RIZKY, Mahasiswa Universitas Pamulang

Teknologi (Artificial Intelligence) AI atau kecerdasan buatan  mengalami
perkembangan yang masif dari tahun ke tahun. Dengan menjanjikan revolusi besar dalam
pendidikan dengan potensi untuk menciptakan masa depan yang cemerlang bagi para pelajar.
Kecerdasan buatan menjadi bagian primer dalam tumbuh kembang teknologi pendidikan dan
mulai mengambil peran dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi.
Hal ini tentu memberikan implikasi secara eksplisit terhadap kehidupan kerja manusia di
masa depan. Bila kita berbicara teknologi pendidikan, kita harus fair mengatakan bahwa
belum sepenuhnya teknologi ini digunakan dalam pembelajaran. di era sekarang yang
semakin kompetitif, masih terdapat lembaga pendidikan yang belum menerapkan teknologi
dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian, AI memiliki potensi besar untuk mendukung kolaborasi dan
kreativitas dalam pendidikan dengan menyediakan alat, sumber inspirasi, dan umpan balik
yang diperlukan untuk memfasilitasi pengembangan keterampilan ini. AI dapat menjadi
metode belajar yang baru di dunia pendidikan dan meningkatkan kualitas belajar untuk dunia
pendidikan. Namun, bagaimana cara membangun pendidikan yang lebih baik dan canggih
dengan teknologi AI?
Terjadi bias pada saat anak-anak mengembangkan keterampilan belajar mandiri dan
ketika anak-anak memanfaatkan teknologi pendidikan. Pembelajaran mandiri berpusat pada
kebebasan di siswa dalam menggali dan mengolah informasi. Adapun pembelajaran yang
memanfaatkan alat. Alat pendidikan digital mengumpulkan banyak data tentang
pembelajaran, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dapat menggunakan informasi
ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang proses pembelajaran. Lalu,
apakah data dan algoritma kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dapat digunakan untuk
memberdayakan siswa dan guru? Tentu untuk mencapai hal ini, siswa dan guru
membutuhkan keterampilan yang lebih kuat untuk memanfaatkan dukungan kecerdasan
buatan (Artificial Intelligence) secara maksimal.

Salah satu kelebihan peran AI yang dipercaya dapat meningkatkan kualitas serta
proses pendidikan adalah kemampuannya untuk melakukan kustomisasi pembelajaran
mengikuti pola dan materi pembelajaran yang bisa diikuti peserta didik. Sebagai contoh,
beberapa murid mungkin cenderung lebih dapat memahami proses pembelajaran dengan
kehadiran visual yang lebih banyak dibanding tulisan. Sedangkan peserta didik lain lebih bisa
memahami pembelajaran dengan audio atau suara yang menemani mereka saat belajar.
Mayoritas guru mengkhawatirkan bahwa penggunaan teknologi AI dapat membuat
peserta didik jadi malah berpikir dan beralih kepada kecerdasan buatan untuk mengerjakan
berbagai tugas mereka. Hal ini tentunya dapat merugikan pelajar dan juga peran AI sebagai
teknologi inovatif, karena justru merusak mental dan konteks pendidikan yang diberikan.
Saat menghadapi persoalan pembelajaran yang sulit, murid jadi malas berpikir dan justru
menggunakan AI untuk memberikan mereka jawaban secara instan. Maka dari itu, sangat
penting untuk pengajar agar tetap bisa berjalan berdampingan bersama penggunaan teknologi
AI, agar murid juga bisa menggunakan konsep teknologi ini untuk mempelajari berbagai hal
baru.
Perkembangan terkini dalam perangkat lunak kecerdasan buatan (AI) yang dapat
menulis tanggapan esai yang canggih telah menarik banyak minat dan diskusi. Perangkat
lunak AI seperti ChatGPT telah memicu reaksi dalam lanskap pendidikan global mulai dari
kekhawatiran terhadap penggunaan etis, dampak terhadap pengajaran, pembelajaran dan
penilaian, integritas akademik, hingga peluang inovasi.
International Baccalaureate (IB) telah memutuskan tidak “melarang” penggunaan
ChatGPT atau perangkat lunak AI serupa seperti yang terlihat di tempat lain. Alasan paling
sederhana adalah bahwa ini merupakan cara yang tidak efektif dalam menghadapi inovasi.
Namun, para siswa perlu disadarkan bahwa IB tidak menganggap karya yang ditulis dengan
alat tersebut sebagai karya mereka sendiri. Sebenarnya, sebagian besar permasalahan yang
muncul di Chat GPT merupakan perluasan atau variasi dari permasalahan terkini yang biasa
ditangani oleh IB, meskipun teknologi tersebut sangat berbeda dalam hal kecepatan,
kemudahan akses, dan skala. Merujuk kepada pedoman target pembelajaran, sejatinya proses
belajar tidak hanya perihal pengetahuan. Proses belajar ini melatih softskill seperti kejujuran
dan etika. Proses belajar ini melatih softskill seperti kejujuran dan etika. Namun, bukan pula
salah murid apabila mereka tergoda untuk memakai softskill yang mempersingkat waktu
pengerjaan tugas. Secara alamiah, manusia memiliki insting untuk berusaha mencari
kenyamanan. Mempergunakan softskill tengah banyaknya tugas yang diberikan adalah salah
satu cara mencari kenyamanan.

AI adalah teknologi canggih yang menawarkan peluang pendidikan bagi siswa dan
pendidik dan dapat menjadi alat yang berguna dalam mendukung proses belajar mengajar dan
penggunaannya harus menjadi sesuatu yang membuat guru merasa nyaman. Hal ini sama
halnya dengan perkembangan teknologi di masa lalu dan masa depan.
Kehadiran    teknologi    AI    merupakan sebuah  terobosan  di  bidang teknologi 
pendidikan  untuk memudahkan  pembelajaran. Penggunaan teknologi dengan bijak dan
terkendali dapat memicu akselerasi pendidikan. Kemunculan teknologi kecerdasan buatan
(Artificial Intellegence) juga dapat menanamkan sifat mandiri dalam diri pelajar. Guru tidak
dibebani peran yang begitu dominan, namun, tugasnya menjadi spesifik dalam lingkup
memberikan pencerahan  dengan  kata  kunci  yang  substansial. Secara keseluruhan, peran
AI yang terus berkembang dalam dunia pendidikan menawarkan peluang dan tantangan bagi
para guru. Dengan bersikap proaktif dalam pendekatan mereka terhadap teknologi ini, para
pendidik dapat memanfaatkan AI untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mendorong
kesetaraan di kelas, sambil tetap mempertahankan peran unik yang dimainkan guru dalam
mendorong pertumbuhan, perkembangan, dan pembelajaran siswa mereka. Pangkal dari
setiap pemanfaatan teknologi bagi guru adalah tetap mengedepankan esensi dari mengajar 
yaitu  menata moral dan perilaku dari pelajar. Adapun bagi pelajar, adanya teknologi
pendidikan dapat membantu mereka dalam mengontrol dan memantau pembelajaran mereka
sendiri, memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja dengan baik di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *