Penulis : Billy Baihaqi, Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pamulang

Seiring berjalan kemajuan teknologi komputer yang semakin pesat, hampir semua yang berkaitan dengan kehidupan tak luput dari pengaruh perkembangan dalam dunia teknologi, begitu juga di dalam dunia kesehatan. Kesehatan tubuh adalah kebutuhan primer bagi manusia, namun terkadang sebagian orang kurang memperhatikan kesehatan tubuhnya sendiri.[6]

Komputer awalnya hanya digunakan untuk bidang akademisi dan militer. Sekarang komputer bisa digunakan secara luas dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang kesehatan. Hal ini juga yang membuat para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar dapat membantu kerja manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja dari manusia.[6]

Sistem pakar atau expert system adalah salah satu bidang yang menggunakan kecerdasan buatan. Expert system merupakan sistem yang berusaha mengambil dari pengetahuan manusia lalu di terapkan ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah seperti seorang pakar atau ahli. Salah satu metode dalam sistem pakar adalah metode forward chaining. Forward chaining merupakan metode pelacakan yang asalnya dari sekumpulan fakta dan mencari kaidah yang sesuai dengan dugaan atau hipotesa yang ada untuk mendapatkan kesimpulan.[4]

     Gambar 1. Kecerdasan Buatan dalam kesehatan gigi dan mulut

Salah satu pemanfaatan metode Forward Chaining adalah dalam mendiagnosa penyakit gigi dan mulut. Kesehatan gigi berkaitan erat dengan kesehatan tubuh. Gigi yang kurang terawat dapat meningkatkan risiko penyakit, seperti infeksi paru-paru, penyakit jantung koroner dan sebagainya.[5]

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 ditemukan sekitar 23,4% dari penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut lalu sekitar 1,6% kehilangan dari seluruh gigi asli mereka. Selain itu hanya 7,3% yang menggosok giginya dengan baik dan benar. Dengan kata lain, angka ini memperlihatkan masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.[5]

Pembuatan aplikasi ini diharapkan dapat membantu dalam pendiagnosaan penyakit gigi dan mulut dan dapat membantu pendiagnosaan awal penyakit yang berkaitan dengan gigi dan mulut. Aplikasi sistem pakar ini dirancang beserta keluarannya yaitu dalam bentuk diagnosa beserta penanganan dan pengobatan dari penyakit gigi dan mulut. Dengan adanya aplikasi sistem pakar ini dapat menjadi database pengetahuan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan gejala dan diagnosa beragam penyakit gigi dan mulut serta solusi dari diagnosanya.[5]

Salah satu pemanfaatan lainnya dari sistem pakar dengan metode forward chaining adalah untuk mendiagnosa penyakit malaria dan pencegahannya. Pada umumnya sistem pakar digunakan untuk mendukung berbagai aktivitas pemecahan masalah. Berdasarkan hal tersebut, sistem pakar untuk diagnosa penyakit malaria dapat diharapkan membantu masyarakat dan puskesmas dalam mendapatkan informasi secara langsung atau tidak langsung dalam mendiagnosa penyakit malaria tersebut.[6]

Fokus utama dalam pengujian diagnosis yaitu menentukan adanya kemungkinan penyakit yang diderita berdasarkan inputan gejala yang dilakukan. Dalam hai ini inputan gejala mengacu pada aturan yang sudah ditentukan dalam kaidah dari setiap penyakit.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa penggunaan Kecerdasan Buatan dalam dunia kesehatan ini sangat penting, karena dapat membantu efisiensi dan dapat mengurangi resiko kegagalan dari berbagai hal di dalam dunia kesehatan.

Gambar 1 :

https://lifestyle.kontan.co.id/news/era-digital-merapikan-gigi-kini-memanfaatkan-kecerdasan-buatan

Referensi

[1]        Marlim, Y. N., & Kurniawan, W. J. (2018). Perancangan Sistem Pakar untuk Menentukan Kelas pada Anak Berkebutuhan Khusus dengan Metode Forward Chaining. JOISIE (Journal Of Information Systems And Informatics Engineering), 2(2). https://doi.org/10.35145/joisie.v2i2.13

[2]        Andi Nurkholis, Agung Riyantomo, M. T. (2017). Sistem Pakar Penyakit Lambung Menggunakan Metode Forward Chaining. Momentum, 13(1).

[3]        Yanto, B. F., Werdiningsih, I., & Purwanti, E. (2017). Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Anak Bawah Lima Tahun Menggunakan Metode Forward Chaining. Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence, 3(1). https://doi.org/10.20473/jisebi.3.1.61-67

[4]        Wati, E. F., Siregar, M. H., & Kurniawati, N. I. (2018). Expert System Diagnosa Penyakit Paru Pada Anak Dengan Metode Forward Chaining. Journal of Information, 2(2).

[5]        Zulkifli, A., & Putri, R. A. (2020). Aplikasi diagnosa penyakit gigi dan mulut menggunakan metode Forward Chaining. Riau Journal of Computer Science, 06(01).

[6]        Febrianti, E. L., & Christi, T. (2017). Penerapan Forward Chaining Untuk Mendianogsa Penyakit Malaria Dan Pencegahanya Berbasis Web. JURTEKSI, 4(1). https://doi.org/10.33330/jurteksi.v4i1.32

Note : Penulis bertanggung jawab atas semua isi tulisannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ajukan Pertanyaan
1
Tanya kita aja!!!
Hubungi Kami!
Selamat datang kak di mediapublikasi.id
Silakan tanya-tanya dulu kebutuhannya kaka apa?

Segera kami respon