Nama Penulis: Diar Ihza Saputra, Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pamulang
Kita mengetahui bahwa teknologi sangat berkembang pada aspek informasi dan telekomunikasi. Seperti saat kita mengakses sebuah laman berita, menonton Youtube, bermain gim, dan sebagainya. Namun, teknologi sekarang sudah marak berkembang luas pada semua aspek salah satunya pada bidang Kesehatan.
Kesehatan adalah suatu keadaan kedudukan orang dalam tingkatan sehat atau sakit. Konsep hidup sehat sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial bermasyarakat (Sitanggang dan Nasution, 2012).
Pemanfaatan teknologi pada bidang Kesehatan tentu sangat membantu. Terutama pada status Kesehatan ibu hamil yang memiliki berbagai macam risiko pada masa kehamilan. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 menunjukkan AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, masih sangat tinggi dibandingkan perkiraan Kementerian Kesehatan (Susiana, 2019).
Tingginya kematian ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi mulai dari fase sebelum hamil yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi kalori, obesitas, mempunyai penyakit penyerta seperti tuberkulosis dan lain-lain. Pada saat hamil ibu juga mengalami berbagai penyulit seperti hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, penyakit jantung dan lain-lain (Rokom, 2021).
Berdasarkan paparan di atas, terdapat banyak risiko yang dialami oleh ibu hamil dengan kasus penyakit yang berbeda sehingga menyebabkan tingginya risiko pada saat fase kehamilan. Oleh karena itu, saat ini teknologi tentunya dapat membantu Kesehatan ibu hamil, seperti kecerdasan buatan.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia (Dr. Hendra Jaya, 2018).
Beberapa metode dan cabang kecerdasan buatan seperti metode Chaining Forward, Fuzzy Sugeno, Sistem Pakar, Certainly Factor, Algoritma Genetika, dll. dapat membantu dalam mendiagnosis dan mengecek status Kesehatan pada ibu hamil dan kandungannya. Salah satunya pada penelitian salah satu mahasiswa asal Universitas Islam Lamongan yang meneliti Sistem Penentuan Keluhan Ibu Hamil dengan Algoritma Genetika. Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengidentifikasi keluhan penyakit yang dialami ibu hamil sejak dini. Manfaat dari penelitian ini adalah: Untuk mengurangi komplikasi penyakit yang terjadi pada ibu hamil (Nafi’iyah, 2015).
Oleh karena itu, Kesehatan manusia khususnya pada ibu hamil tidak luput dari peran teknologi saat ini, yaitu kecerdasan buatan yang dapat kita kembangkan sehingga dapat membantu dalam mengurangi serta menangani angka kematian ibu di Indonesia.
Referensi:
Dr. Hendra Jaya, S. Pd. , M. T. , dkk. (2018). Buku Referensi – Kecerdasan Buatan.
Nafi’iyah, N. (2015). Komputasi cerdas Sistem Penentuan Keluhan Ibu Hamil dengan Algoritma Genetika.
Rokom. (2021). Kemenkes Perkuat Upaya Penyelamatan Ibu dan Bayi – Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210914/3738491/kemenkes-perkuat-upaya-penyelamatan-ibu-dan-bayi/
Susiana, S. (2019). ANGKA KEMATIAN IBU: FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA PENANGANANNY. 4.
Sitanggang, B., & Nasution, S. S. (2012). Faktor-Faktor Status Kesehatan pada Ibu Hamil. Jurnal Keperawatan Klinis, 4(1), 2.
Note: Penulis bertanggung jawab atas semua isi tulisannya