Nama Penulis : SiroJudin Malik Aziz , Mahasiswa Teknik Informatika Unpam
Kecerdasan Buatan atau Arttificial Intelligence adalah salah satu cabang Ilmu pengetahuan berhubungan dengan pemanfaatan mesin untuk memecahkan persoalan yang rumit dengan cara yang lebih manusiawi. Hal Ini biasanya dilakukan dengan mengikuti/mencontoh karakteristik dan analogi berpikir dari kecerdasan/Inteligensia manusia, dan menerapkannya sebagai algoritma yang dikenal oleh komputer.

Gambar 1. Kecerdasan Buatan
1. Goal Line Technology atau Teknologi Garis Gawang
Pada tanggal 5 Juli 2012, Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) menyepakati penerapan Goal Line Technology (GLT) dalam hukum permainan. Teknologi garis gawang atau bisa disebut juga hawkeye ini dikembangkan di Inggris oleh Dr Paul Hawkins, insinyur di Roke Manor Research Limited, anak perusahaan Siemens di Romsey, Inggris. Teknologi canggih ini digunakan untuk memantau situasi di gawang, terutama saat ada terjadi gol. Jika bola sudah masuk gawang, jam tangan khusus yang dikenakan wasit akan berpendar memperlihatkan tulisan gol. Selain dari jam tangan, gol juga bisa didengar lewat ear piece yang dikenakan wasit.

Gambar 2. Kecerdasan Buatan
2. Video Assitant Referee (VAR)
Video Assistant Referee atau keberadaan asisten wasit dengan bantuan teknologi video (VAR) adalah prosedur bantuan teknologi untuk membantu asisten wasit meninjau tayangan ulang sebuah insiden dalam permainan sepak bola, sebagai bahan pertimbangan untuk wasit utama. Fungsi teknologi satu ini adalah untuk menegakkan peraturan pertandingan sepak bola (Laws of the Game) semaksimal mungkin. Cara kerja VAR sendiri dengan memeriksa siaran televisi atau rekaman pertandingan secara langsung untuk melihat insiden dalam sebuah pertandingan sepak bola. Teknologi VAR kemudian meninjau tayangan siaran pertandingan secara normal atau memakai tayangan ulang dengan kecepatan diperlambat (slow motion) dari berbagai sudut.

Gambar 3. Kecerdasan Buatan
3. Virtual Offside Line (VOL)
Meski sudah ada teknologi VAR, tetapi penggunaannya masih belum optimal. Pasalnya teknologi VAR kerap menimbulkan beberapa kontroversi seperti gol-gol yang dianulir karena pemain sedikit berada dalam posisi offside. Oleh karena itu, FIFA merancang teknologi bernama Virtual Offside Line (VOL). Melansir dari laman Sky Sports, kepala pengembangan sepak bola FIFA, Arsene Wenger menjelaskan tujuan teknologi tersebut. Tujuan menggunakan teknologi VOL adalah untuk memberikan akurasi lebih tinggi dalam menentukan offside. Mantan pelatih Arsenal itu mengatakan bahwa teknologi VOL akan siap untuk tahun 2022. “Saya pikir offside otomatis akan siap untuk 2022,” ucap Wenger, dikutip dari Sky Sports, 8 April lalu. Teknologi ini nantinya akan memberikan sinyal ke asisten wasit melalui jamnya dengan lampu berwarna merah, untuk memberitahu apakah terjadi offside atau tidak.
Sumber
Refereansi
Aprilf, Past Symposiums, RoboCup, http://www.robocup.org/2010/10/pastsymposiums/, 2010, retrieved February 9, 2010
RoboCup Federation, About RoboCup, http://www.RoboCup.org/about-RoboCup, 2012, retrieved February 9, 2010.
M. Chen, E. Foroughi, et.al, Users Manual RoboCup Soccer Server for Soccer Server Version 7.07 and later, Sourceforge, http://sourceforge.net/projects/sserver/, 2003, retrieved February 9, 2010.
S.L. Wu, Y.R. Liou, W.H. Lin, & M.H. Wu, ³A Multi-agent Algorithm for Robot Soccer Games in Fira Simulation League¥ (to be published).
*) Penulis bertanggung jawab atas segala isi tulisannya